Oleh Muh. Yusuf Saleh
Saya cukup lama menahan napas, dan tak mengedipkan mata menatap layar TV. Kesaksian Mahfud MD luar biasa, dan sangat di luar dugaan , beliau akan blak blakan. Saya pikir akan menyampaikan basa basi saja, untuk menutup kekecewaannya, namun ternyata Ia mengupas tuntas detail,bahkan menyentuh hal hal yang sangat sensitif. Maka saya beri judul tulisan ini Mahfud MD Undercover.
Bagaimana tidak, mantan ketua Mahkamah Konstitusi ini harus tereliminasi di menit menit terakhir. Ia membenarkan namanya yang muncul tenggelam, di minggu minggu terakhir dan akhir nya kandas. Anggota BPIP, yang mengabulkan Judicial review tentang Pilpres dan pilkada serentak saat dirinya masih menjabat ketua MK, akhirnya menjadi korban pertama atas palu yang diketuknya.
Ia mengawali kisahnya ketika dihubungi istana, pada tanggal 1 Agustus lalu. Selanjutnjutnya Ia diminta berkomunikasi dengan beberapa partai pengusung, serta kelengkapan berkas. Beberapa hari sebelum pengumuman Ia diminta mengukur baju, yang akan dipakai bersama presiden saat mendaftar ke KPU. Ia masih sempat bercanda bahwa jas contoh yang dibawanya, masih berada di istana saat ini.
Bahkan 3 jam sebelum pengumuman, Istana mengarahkannya ke suatu tempat di sekitar istana, agar Ia mudah segera merapat. Namun kenyataan berkata lain, calon yang dibacakan Jokowi adalah nama Ma'ruf Amin , bukan dirinya Mahfud MD yang sudah beredar di khalayak yang berinisial M.
Meski mengaku tidak kecewa dan sakit hati. Namun Ia menyayangkan beberapa hal. Antara lain pada ketua P3, yang menyebut dirinya yang berinisiatif maju. Maka perlu baginya mengklarifikasi kronologis ini. Bahkan presiden sendiri pun perlu menemuinya, guna menjelaskan keputusan sulit ini.
Hal lain yang juga mengganjal baginya adalah tidak diakuinya ia sebagai Kader NU oleh Aqil Siradj. Padahal dibeberapa kesempatan, ketika posisinya dibutuhkan Ia selalu diakui dan disebut sebagai kader. Ia mahfum hal ini, bila menyangkut kepentingan terutama dalam pencalonan wakil presiden.
Belakangan Ia tahu, siapa yang bermanuver di menit menit terakhir yakni , wakil presiden terpilih sendiri Ma'ruf Amin. Ia yang mengancam bahwa NU tak akan mendukung pemerintah , bila bukan wakil NU yang dipilih. Hal ini Mahfud MD mendengar langsung dari Muhaimin Iskandar. Pernyataan itu keluar, saat mereka bertiga Muhaimin, Aqil Siradj dan Ma'ruf Amin dipanggil ke Istana.
Saat mereka tahu, bukan dari mereka bertiga maka keluarlah ancaman itu. Bahkan Ma'ruf Amin sendiri yang mendiktekan apa yang harus di release. Mahfud juga sempat menyinggung tentang kontribusi pada NU. Ia yang dibesarkan di lingkungan NU, bersekolah hingga bekerja dibawah naungan organisasi NU mengatakan, Ia memang tidak bisa menyumbang dalam bentuk uang. Namun Ia pernah memberi kontribusi besar atas keberlanjutan pesantren pesantren, akibat terancam oleh UU BHP saat itu.
Saya harus mengacungi jempol acara ILC malam ini. Mahfud MD memberi semangat baru, tentang keberanian bersuara. Ia menunjukkan dirinya sebagai pemimpin dan negarawan, yang berjiwa besar. Semoga Kita bisa belajar dari orang orang besar seperti Mahfud. Kalau adab yang bisa dikritik malam ini, adalah sikap pembawa Karni Ilyas, harusnya memberin kesempatan Mahfud MD meninggalkan panggung setelah pernyataan yang luar biasanya itu.
Ide terus terbangun
ReplyDeletePemikiran terus berkembang