Sumber gambar : fokusislam.com |
Masih sangat lekang dipikiran warga Indonesia pemboman di surabaya 4 hari sebelum memasuki bulan suci Ramadhan, disaat umat sedang harmonis mempersiapkan bulan suci ramadhan dengan mendatangi sanak family untuk bersilaturahmi dan saling memaafkan agar tak ada ganjalan saat bulan Ramadhan Bom Meledak di depan 3 gereja berdekatan di Surabaya, tentu hal ini sangat menyakitkan terutama untuk umat muslim sendiri yang notabenenya sangat mencintai keharmonisan dan toleransi kuat.
Selama ini terorisme selalu diidentikkan dengan islam, kampanye ini masih sangat melekat walaupun jelas di negara maju seperti eropa dan amerika jelas tidak laku. masyarakat disana hanya sebagian kecil yang menganggapnya disebabkan ulah umat islam, sebagian besar tentu tidak. mereka malah makin mencintai islam dan mengenal islam lebih jauh.
Tidak terkecuali di Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim, kami disini cenderung sudah kenyang dengan penyematan terorisme dalam tubuh umat islam. seakan terorisme hanya dilihat dari pakaiannya saja, atau identitas yang melekat, ciri-cirinya di buat sedekat mungkin dengan karakteristik umat walaupun tidak langsung.
Tindakan penangkapan, salah tangkap, penembakan sampai pelaku yang masih di duga teroris bermunculan di seantero negeri. bahkan ada seorang pemuda yang harus menginap 9 hari di mako brimob karena dituduh teroris walaupun akhirnya dibebaskan.
sebagai warga negara tentu kita semua prihatin dengan isu terorisme, sebab pasti umat muslim yang jadi korbannya. maka saya sepakat dengan ustad haikal hasan bahwa ini pemboman bukan terorisme, sebab dengan menyebutnya pemboman pertanyaan semakin mudah siapa pelakunya? darimana suply bahan peledaknya? atau siapa otak pelakunya? sementara dengan mencap teroris maka akan timbul anggapan bahwa ini ulah golongan sistem atau propaganda.
sementara itu, K.H Din Syamsudin mengingatkan bahwa Al-Qaedah itu buatan Amerika, ISIS juga termasuk didalamnya. Ungkapan ini memberikan indikasi bagi diri kita bahwa terorisme sesungguhnya sedang diciptakan, pertanyaan untuk apa? tentu tataran awam seperti kita tak kan punya data yang valid untuk menjawab hal tersebut. namun, tentu kebenaran akan mencari jalan nya sendiri, cepat atau lambat kebenaran akan terungkap.
Paus Fransiskus sendiri pemimpin keagamaan khatolik didunia, bahwa tidak adil mengaitkan terorisme dengan Islam. Menurutnya, penyudutan Islam dengan ajaran teror tidaklah benar dan tepat. Paus menyebut bahwa ketidakadilan sosial dan pemberhalaan uang adalah penyebab utama terorisme. Tentu ada proyek dalam pernyataan Paus, dan dalam setiap terorisme ada agenda di belakangnya, sesuatu yang mustahil jika kita mengatakannya tidak ada.
Mudah-mudahan kita bukan orang yang menimbulkan teror baru setelah aksi teror. hindari menuduh golongan, orang, atau Individu sebagai terorisme. Perbanyak silaturahmi dan mendalami ilmu agar kita tak terjebak dalam narasi terorisme itu sendiri. pada bulan Ramadhan ini mudah-mudahan ada gambaran lebih gamblang bahwa sesungguhnya bukan Islam atau umat muslim pelakunya. Islam 14 abad yang lalu sudah melarang aksi terorisme bahkan dalam perang sekalipun pohon di larang di tumbangkan, rumah ibadah jangan dihancurkan, jangan membunuh anak, orang tua, wanita apalagi memperkosanya. Naudzubillah.
No comments:
Post a Comment