Menjamurnya sang penista

foto robekan Al-Qur'an, sumber : kumpara.com
Apa yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini patut menjadi renungan kita bersama, seakan ada yang mencoba mengadudomba kerukunan umat beragama di Indonesia. mulai dari kasus penistaan agama, terorisme, ujaran kebencian menjadi menu santapan harian yang sepertinya kian hari makin sering muncul dalam pemberitaan media masa. Media sosial seakan menjadi pelengkap tersebarnya informasi yang beredar dimasyarakat. 
Paling terbaru adalah kasus perobekan Al-Qur'an yang terjadi di Taman Gunawarman-Jak-Sel, sebelumnya terjadi pula perobekan Al-Qur'an yang dilakukan oleh oknum kepolisian. Kasus perobekan baru satu hal, kata-kata kotor dan meme seakan menghiasi publik terutama kalimat-kalimat yang melecehkan ulama sebagai orang yang paling dihormati dalam Islam, tentu endingnya rata-rata adalah tanda tangan diatas materai. mengenai penghina Rasullulah SAW dan Islam sebagai agama juga tak kalah, kalau ini penangan polisi bisa sampai penahanan. Kasus pembacaan Puisi dan Sebelumnya Ahok selaku gubernur menjadi trend berminggu-minggu menyulut amarah kaum muslimin.
Muslim tentu dilarang keras menghina ajaran agama lain, jikapun ada sangat kecil dan mereka tidak merepresentasikan Islam secara benar rata-rata oknum yang tak paham secuilpun agama namun mengatasnamakan Islam. walaupun demikian penghina agama apapun harus ditindak tegas agar tidak menjadi jamur di musim hujan.


Keadilan

Pelaku-pelaku yang mengatasnamakan dirinya untuk menghina suatu agama tertentu ternyata amat sangat lambat dalam penangan bahkan dalam penegakan hukuman. Ahok mendapatkan hukuman melalui persidangan marathon yang panjang dan berbelit-belit, Kasusnya menjadi perhatian media seperti saat kasus kopi sianida yang hingga live di televisi. Sukmawati yang membacakan puisi juga tak jelas beritanya hari ini, padahal harusnya polisi bergerak cepat sebelum umat muslim kembali melakukan penuntutan.
Lambatnya penanganan kasus penistaan agama membuat kasus perobekan Al-Qur'an dan mencoret lafadz Allah SWT di area jalan menjadi hal yang begitu menyakitkan bagi kaum muslim. seandainya hal tersebut terjadi pada agama lain tentu kita semua harus turun tangan membantu mencari siapa pelakunya. Sebab, efeknya tentu tidak baik terhadap kerukunan, memunculkan saling curiga, dan tindakan diluar aturan penegakan hukum.

Kesimpulan
Tentu kita tak menginginkan konflik horizontal di tengah masyarakat akibat ulah oknum yang mencoba mengadu domba rakyat Indonesia. Polisi serta Intelegen harus bergerak cepat agar api tidak membesar dan menjadi sesuatu yang tidak diharapkan bersama. akhirnya sila-3 pancasila menjadi acuan dalam penegakan hukum bagi para penista agama "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". jika kita tidak tergerak dan geram akan aksi-aksi penistaan agama tentu menjadi pertanyaan apakah pantas kita mengaku pancasilais atau kita mengaku-ngaku kalau kita pancasilais untuk mendiskreditkan golongan tertentu.

No comments:

Post a Comment

Pages