pinterest.com |
“Pada hari kiamat Allah berfirman: Dimanakah orang-orang yang saling mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari yang tiada naungan selain naungan-Ku ini, aku menaungi mereka dengan naungan-Ku.” (Riwayat Muslim)
Siapa yang tidak berharap dengan sebuah nikmat naungan pada saat semua orang membutuhkan pertolongan. Seorang anak tidak mengenal ibunya, ibu tidak mengenal anaknya, seorang suami tidak peduli dengan istrinya, dan seorang yang bersahabat karib bisa jadi musuh paling utama. Hari dimana semua orang berharap untuk bisa selamat dari siksa api neraka yang pada saat itu didekatkan oleh Allah SWT. Ya, saat itu naungan Allah SWT akan sangat kita harapkan, melalui nauangnnya kita bisa tenang dan tentram didalam huru-hara yang sangat besar itu.
Kenyataan yang sangat luar biasa adalah bahwa Allah SWT memberikan naungannya kepada orang-“orang yang saling mencintai karena keagunganku (Allah SWT)”. Orang yang senantiasa bersabar tanpa mengeluh padahal dirinya layak, tanpa berduka disaat ia menderita, takut menyerah disaat kesempitan melingkupinya. Semoga kita menjadi orang-orang yang senantiasa mencintai karena Allah SWT, hingga disurganya kita disediakan tempat yang sangat mulia dan menjadi bahan cerita para nabi dan syuhada. Nabi Muhammad menjelaskan.
“Di sekeliling Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya yang ditempati oleh suatu kaum yang berpakaian dan berwajah (cemerlang) pula. Mereka bukanlah para nabi atau syuhada, tetapi nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka.” Para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami tentang mereka.” Beliau menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai, bersahabat, dan saling mengunjungi karena Allah.” (Riwayat Nasa’i dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu).
Karakteristik Ekonom Rabbani No. 9 adalah mengedepankan ukhuwah dan amal jama’i, ukhuwah dan amal Jama’I merupakan satu kesatuan yang utuh, kedunya bagaikan 2 sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan. Ukhuwah sendiri berarti mengutamakan kerja sama antar kelompok menjauhi dari berburuk sangka, saling mendengki, dan membenci. Hadis Nabi bahkan memisalkan hubungan antara mukmin itu bagaikan hubungan anggauta badan dalam satu tubuh dimana jika ada satu anggauta badan menderita sakit, maka seluruh anggauta badan lainnya solider ikut merasakan sakitnya dengan gejala demam dan tidak bisa tidur.
Hendaknya diantara sesama manusia tidak mengem¬bangkan fikiran negatif (buruk sangka), tidak mencari-cari kesalahan orang lain, tidak saling mendengki, tidak saling membenci, tidak saling membelakangi, tetapi kembangkanlah persaudaraan. (H R Abu Hurairah).
Selanjutnya Amal Jama’I, secara bahasa Amal Jama’i (gerakan bersama) berarti “sekelompok manusia yang berhimpun bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama.” FoSSEI sebagai wadah aktualisasi mahasiswa dalam mengembangkan ekonomi islam memiliki 2 Tujuan, Tujuan pertama, tercapainya komunikasi yang efektif, dan kedua,terwujudnya wahana aktualisasi. Hari ini setiap regional rata-rata memiliki 3 sampai 5 acara besar berskala nasional pertahun, sehingga di 16 regional dapat tercipta antara 45 sampai 75 acara setiap tahunnya, belum termasuk acara yang dibuat oleh KSEI lingkup kampus. Ini merupakan sebuah bentuk akumulasi dari kegiatan amal jama’I yang sangat besar yang dapat membuat limbung ekonomi Liberal kapitalis bila pukulannya dilakukan dengan intensitas dan kuntatitas yang terjaga. Tidak usah ditanya berapa besar porsi pahala yang diterima dari keikhlasan rekan-rekan berjuang. Sebab dalam ibadah shalat saja amalan berjama’ah lebih besar dari pada sendiri/munfarid.
Setidaknya fakta hari ini menunjukkan bahwa ukhuwah dan amal jama’I mempunyai peran yang sangat besar hingga FoSSEI bisa bertahan hingga hari ini. dakwah ini tidak layu dan terus mengakar, terus memiliki kekuatan, terus melangkah meneroboh rimba riba dan kapitalistik yang hari ini membelenggu kehidupan muslim. Pada satu kesempatan Temilnas Banjarmasin 2011 ukhuwah dan semangat amal jama’I ini sangat terasa melingkupi relung hati saya, hingga saya merasa mencitai dakwah ini karena ukhuwah yang terbina diantara para aktivisnya. Pada saat temilnas tersebut terjadi sedikit mis communication antara panitia dan peserta, peserta melakukan komunikasi ke salah satu presidium yang kemudian meminta izin kepada saya untuk melakukan konfirmasi. Ada satu cuplikan unik berupa perkataan yang dikatakan oleh akh william pada waktu itu, “saya berani menghadapi mereka karena di FoSSEI ukhuwahnya begitu terasa”. Inilah ukhuwah yang saya rasakan, dan jutaan ukhuwah lainnya yang tidak bisa di ceritakan dalam kata-kata atau tulisan.
Tulisan kali ini di buat ringan dan sederhana, dikarenakan ukhuwah dan amal jama’I yang saya rasakan di FoSSEI menciptakan dalam tulisan kali ini perasaan sungkan dan khawatir saya timbul seandainya tulisan saya terlalu menggebu-gebu, menyebabkan sebagian dari jama’ah ini mengerutkan dahi. Setidaknya dari tulisan ringan ini membuktikan bahwa di organisasi ini menunjukkan ukhuwah dan amal jama’i kita belum mati dan kering. Ia masih subur laksana tumbuhan di pegunungan yang selalu mendapatkan intensitas air yang besar. Tetap lah bersemangat dalam berjama’ah, tinggalkan egosentris dan etnosentris yang mengganggu ikatan dakwah ini. semoga Allah SWT memudahkan jalan kita.
Imam Punarko, saran dan kritik yang membangun sangat di butuhkan dalam melengkapi tulisan ini.
No comments:
Post a Comment